LAMPUNG UTARA :
Sektor pariwisata tidak dapat berdiri sendiri. Selain dibutuhkan sentuhan dari pelaku usaha industri wisata dan masyarakat. Keberadaan usaha kecil menengah (UKM) bidang wisata, juga memiliki posisi strategis guna mendorong pergerakan pasar di sektor tersebut.
“UKM pariwisata, mendorong pertumbuhan pasar dengan memasok kebutuhan kepariwisataan. Keberadaannya, selain menumbuhkan ekonomi warga, sekaligus mengembangkan sektor pariwisata yang ada di daerah” ujar Sekretaris Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata, Kabupaten Lampung Utara, Evril Irawan, di ruang kerjanya, beberapa hari lalu.
Upaya mendorong tumbuhnya pelaku UKM pariwisata, lanjutnya, di mulai dengan disahkannya, Rencana induk pengembangan pariwisata daerah (RIPARDA), Kabupaten Lampung Utara, sebagai rencana pembangunan kawasan yang berangkat dari potensi dan masalah.
Keberadaannya, akan menjadi legalitas hukum bagi warga yang terlibat dalam pengelolaan kawasan wisata sekaligus pelaku usaha yang ada didalamnya.
“Adanya kepastian hukum sebagai jaminan, menjadi prioritas utama pendirian suatu usaha di wilayah” kata dia.
Selain itu, di Tahun Anggaran (TA) 2023, Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) mengfokuskan pengembangan destinasi wisata, khususnya, di lima kecamatan. Yakni: Kecamatan Kotabumi Utara, Sungkai Jaya, Abung Barat, Abung Tengah dan Abung Selatan.
“Dengan akses layanan jasa keuangan, diharapkan akan mendukung pengembangan lembaga kepariwisataan sekaligus, pelaku UKM yang ada di destinasi tersebut” tuturnya kembali.
Merujuk aktualisasi data, tercatat ada 50 spot wisata yang tersebar di 23 kecamatan se-Lampung Utara. Untuk kunjungan, terhitung dari jumlah karcis bagi pengunjung di 10 spot wisata, pada 2021, ada 1.000 kunjungan. Angka itu, melonjak di 2022, menjadi 37 ribu kunjungan.
“Dengan naiknya jumlah angka kunjungan, akan menjadi pertimbangan lokus kebijakan pembangunan daerah, di sektor wisata. Di sisi lain, pelaku UKM akan terbantu dengan bergeraknya sektor pariwisata yang bisa menjadi pasar yang strategis. Khususnya, yang bergerak di bidang hiburan, kuliner maupun pembuatan cinderamata” tuturnya menambahkan.
Terpisah, kawan imajiner, mengatakan
perkembangan pariwisata membawa angin segar bagi pengembangan pelaku UKM.
Hanya saja, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana menumbuhkan dan meningkatkan kualitas pelaku UKM untuk pariwisata, mulai dari operator kegiatan wisata, pembuatan souvenir dan kuliner khas daerah.
Terutama, untuk ekowisata yang mengangkat kearifan lokal, yakni: bagaimana mengemas produk dari lokal menjadi lebih menarik dan berdaya saing.
LALU…YUD