Berpulangnya, H. Bambang Eka Wijaya bin Panggih di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDM) Bandar Lampung, Senin (13-3-2023) pukul 13.25 di usia 76 tahun, menyisakan duka bagi insan pers Lampung.
Berdasarkan catatan, Almarhum meninggal setelah sebelumnya sempat dirawat akibat komplikasi penyakit yang diderita selama dua tahun terakhir. Sebelum di rawat di RSUDM, Bambang sempat menjalani perawatan di RS Bhayangkara Rajabasa, Bandar Lampung.
Bambang yang masih tercatat sebagai Pemimpin Umum Lampung Post itu disemayamkan di rumah duka Jalan Dahlia Nomor 1 Perumahan Bataranila, Hajimena, Lampung Selatan.
Bambang Eka Wijaya, lahir di Pondok Seng, Kerasaan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara pada 6 Oktober 1946.
Setamat SMA, Bambang diterima belajar kerja di Waspada Teruna Group (Sketsa dan Warta Teruna) sebagai korektor, merangkap reporter, merangkap jual koran mingguannya setiap terbit, dengan di bimbing menulis oleh Nazar Effendy Erde–pemimpin redaksinya.
Lalu, bergabung ke harian Sinar Indonesia Baru (SIB) saat terbit 9 Mei 1970, bersama Nazar Effendy Erde, M. Zaki Abdullah, Rifyan Ganie, dan A.F. Tahir Syam. Kariernya SIB sampai redaktur pelaksana (1985), lalu pindah sebagai redaktur pelaksana harian Prioritas, Jakarta, milik Surya Paloh.
Di 1988, dia kembali lagi ke Medan menjadi pemimpin redaksi mingguan Bintang Sport&Film. Awal 1990, Bambang diajak Surya lagi ke Media Indonesia sebagai redaktur khusus, dan akhirnya sejak 1 Juni 1993 menjadi pemimpin umum/pemimpin redaksi Harian Lampung Post.
Kolom tulisannya ‘Buras' hadir tiap hari, sepanjang tahun. Pada 20 Mei 2008 Buras menginjak satu dasawarsa. Buras, himpunan tulisan yang dibuat Bambang Eka Wijaya, Pemimpin Umum Lampung Post, merupakan produk jurnalistik prima.
Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) menganugerahinya penghargaan sebagai kolom yang ditulis dengan rentang paling panjang dan setiap hari.
Tulisannya prima, karena dihasilkan dari pergulatan pemikiran yang merangkai kejadian paling aktual, menautkannya dengan analogi-analogi, dan menuangkannya secara berkelas.
Bambang, memelihara ketertarikan pada banyak bidang. Dia akrab dengan teori-teori besar, dengan grand naratives. Tapi juga cinta detail. “Produknya”, dia senantiasa menghadirkan butir-butir pemikirannya yang komprehensif dan integral.
Selamat jalan Pak Bambang Eka Wijaya. Kami akan mengingat pesanmu. YUD