Di tengah denyut kehidupan rakyat kecil di Pasar Kotabumi, Lampung Utara, kini terselip getir yang tak mudah dituturkan. Di antara lapak-lapak yang mulai kosong dan wajah-wajah yang kehilangan arah, para pedagang menanggung beban berat di tengah gelombang kesulitan hidup yang kian menyesakkan.
Mereka bukan sekadar pelaku ekonomi kelas bawah; mereka adalah urat nadi pergerakan pasar tradisional—ruang yang selama ini menjadi simbol kemandirian rakyat dan denyut ekonomi lokal. Namun ironisnya, di saat daya beli masyarakat menurun dan harga kebutuhan pokok melambung, para pedagang justru dihadapkan pada penggusuran.
“Jangankan untuk membeli ruko baru, untuk makan pun kami kini kesulitan,” keluh salah seorang pedagang dengan mata berkaca. Ia tahu betul, masa berlaku Hak Guna Bangunan (HGB) ruko yang ditempati telah habis. Tetapi, di tengah situasi ekonomi yang kian menjerat, tak seorang pun menyangka pemerintah akan memilih waktu sesulit ini untuk bertindak.
Mereka tidak menuntut kemewahan, hanya sedikit empati. Mereka tidak menolak hukum, hanya memohon kebijaksanaan. Karena hukum tanpa keadilan sosial hanyalah palu dingin yang memukul rakyat tanpa rasa.
Setidaknya, jika pemerintah kabupaten Lampung Utara belum mampu memberi solusi atau bantuan nyata, janganlah menambah luka dengan kebijakan yang justru memperdalam penderitaan. Penggusuran bukan sekadar memindahkan lapak—ia mencabut akar kehidupan, mengguncang martabat, dan menguji kepekaan nurani penguasa.
Dan kini, di tengah keheningan pasar yang kosong, terdengar lirih suara hati:
> “Saat media bungkam, saat nurani hilang, saat para dewan bersuara dalam bisu—seperti tak ada akal melihat derita menghujam kami, tertutup logika kuasa. Semua tak bersuara, bahkan cerita pun enggan menulis.”
Kepada pemerintah daerah, inilah saatnya menimbang bukan hanya dengan aturan, tetapi juga dengan hati. Sebab, ukuran keberhasilan bukanlah seberapa tegak aturan ditegakkan, melainkan seberapa dalam keadilan dirasakan oleh mereka yang paling lemah.
#SuaraRakyatKecil, #KotabumiMenangis, #LampungUtara, #PedagangPasar, #KeadilanSosial, #EkonomiKerakyatan, #JanganGusurRakya,t #BeritaIndonesia, #EmpatiUntukRakyat, #KebijakanBerhati,

















