Washington – Dunia kembali menegangkan napas setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan rencana tarif tambahan hingga 100 persen terhadap produk impor asal China, serta pelarangan ekspor software strategis ke negeri Tirai Bambu. Langkah tersebut diyakini akan memperuncing kembali perang dagang AS–China yang sempat mereda beberapa tahun terakhir.
Trump menuding Beijing melakukan praktik perdagangan tidak adil dan menggunakan kebijakan ekspor mineral tanah jarang sebagai alat politik global. “China memanfaatkan dominasi bahan mentah untuk menekan Amerika. Kami tidak akan tinggal diam,” tulis Trump melalui akun resminya di Truth Social, Jumat (10/10).
Kebijakan baru ini disebut-sebut mencakup kontrol ketat terhadap ekspor software teknologi tinggi, termasuk sistem desain chip dan kecerdasan buatan. Gedung Putih menyatakan langkah itu diambil untuk “melindungi kepentingan keamanan nasional” Amerika Serikat.
Sementara itu, Beijing menanggapi keras ancaman tersebut, menuduh Washington melakukan “tekanan ekonomi sepihak” dan memperingatkan akan membalas dengan kebijakan serupa terhadap produk-produk asal AS.
Para analis memperingatkan, jika kebijakan ini benar-benar diberlakukan mulai 1 November 2025, dampaknya bisa mengguncang pasar global teknologi, manufaktur, dan logistik internasional. Investor kini menunggu langkah lanjutan dari kedua negara adidaya itu, yang dinilai akan menentukan arah ekonomi dunia dalam beberapa bulan ke depan.
#TrumpVsChina, #PerangDagang, #EkonomiGlobal , #ASChina, #PolitikInternasional, #BeritaIndonesia, #PerangTeknologi, #Trump2025, #EksporSoftware, #Tarif100Persen,