Manado, 10 Oktober 2025 — Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,6 mengguncang kawasan laut utara Sulawesi pada Jumat pagi, memicu peringatan dini tsunami dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Gempa yang cukup kuat dirasakan hingga wilayah Sulawesi Utara, Gorontalo, dan sebagian Papua ini terjadi pada pukul 08.49 WIB dengan titik koordinat 5,41° LU dan 125,17° BT, atau sekitar 287 kilometer barat laut Pulau Karatung, Sulawesi Utara, pada kedalaman 56 kilometer.
—
Lima Wilayah Berstatus Waspada Tsunami
Berdasarkan hasil pemodelan BMKG, terdapat lima daerah yang berstatus waspada tsunami karena berpotensi terdampak gelombang laut tinggi akibat aktivitas gempa tektonik tersebut, yaitu:
1. Kepulauan Talaud – Perkiraan gelombang tiba pukul 08.59 WIB
2. Kota Bitung – 09.43 WIB
3. Minahasa Utara (bagian selatan) – 10.01 WIB
4. Minahasa Selatan – 10.10 WIB
5. Kabupaten Supiori, Papua – 10.43 WIB
BMKG menegaskan, status “waspada” berarti masyarakat pesisir diimbau untuk menjauhi pantai dan tepian sungai, serta tidak melakukan aktivitas di laut hingga ada pernyataan resmi bahwa situasi aman.
—
Tanggapan BMKG dan Pemerintah Daerah
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyatakan bahwa gempa ini dipicu oleh aktivitas subduksi Lempeng Laut Filipina yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia. “Gempa terjadi dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault) yang umum di zona subduksi aktif kawasan Laut Sulawesi,” ujar Daryono dalam keterangan resminya.
Pemerintah daerah di wilayah terdampak, termasuk Sulawesi Utara dan Papua, telah mengaktifkan sistem siaga bencana serta mengarahkan masyarakat menuju area yang lebih tinggi. Hingga laporan ini diturunkan, belum ada laporan korban jiwa atau kerusakan signifikan akibat gempa tersebut.
—
Konteks Geologis dan Potensi Gempa Susulan
Wilayah utara Sulawesi merupakan salah satu kawasan paling aktif secara tektonik di Indonesia, karena menjadi pertemuan tiga lempeng besar dunia: Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Laut Filipina. Kondisi ini membuat kawasan tersebut rawan gempa bumi besar dan berpotensi memicu tsunami, seperti yang pernah terjadi pada peristiwa gempa Talaud (2009) dan gempa Kepulauan Sangihe (2010).
BMKG mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan (aftershock) yang biasanya terjadi setelah gempa utama berkekuatan besar. Masyarakat diminta tidak panik, namun selalu memperbarui informasi dari kanal resmi BMKG atau instansi kebencanaan lainnya.
—
Imbauan untuk Masyarakat
BMKG menghimbau agar masyarakat:
Tidak mudah mempercayai isu atau kabar bohong (hoaks) mengenai tsunami.
Segera menjauhi wilayah pesisir jika merasakan guncangan kuat dan lama.
Menyiapkan jalur evakuasi dan membawa perlengkapan darurat seperlunya.
Menunggu informasi resmi dari BMKG melalui kanal info.bmkg.go.id atau aplikasi BMKG Warning Receiver System.
—
Editor: Tim Redaksi
Sumber utama:| BMKG
#GempaSulut ,#BMKG, #PeringatanTsunami, #SulawesiUtara, #KepulauanTalaud, #Bitung, #Minahasa, #Papua, #BeritaIndonesia, #BreakingNews, #InfoBencana, #WaspadaTsunami, #IndonesiaSiaga,