LAMPUNG UTARA (berita-indonesia.com):
Program Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik) menjadi terobosan guna mengatasi kelangkaan dan mahalnya pupuk kimia.
“Program Genta Organik merupakan gerakan pertanian pro organik yang meliputi pemanfaatan pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah sebagai solusi terhadap masalah pupuk mahal,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Penyuluhan, Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura, Kabupaten Lampung Utara,
I Made Wirata, di ruang kerjanya beberapa hari lalu.
Program yang dicanangkan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) ini, mulai diterapkan di Lampung Utara pada Juli 2023 lalu dengan menyiapkan kegiatan Desa Semuli Raya, Kecamatan Abung Semuli sebagai Sekolah Lapang (SL).
“Di desa yang dijadikan SL, ada 10 kelompok tani (Poktan) yang menyiapkan lahan sebagai
laboratorium lapang (LL) dengan luas di setiap Poktan, 2.500 meter persegi.” kata dia.
Untuk rincian 10 Poktan yang dijadikan titik laboratorium lapang, yakni: Angkasa Makmur, Sumber Rezeki, Karya Tani Mukti 1, Karya Tani Mukti 2 dan Karya Tani Mukti Restu. Lanjut Sinar Tani, Ngudi Mulyo, Purna Yudha, Sumber Makmur dan Berkah Maju.
“Rencana pada Senin, 16 Oktober 2023, mendatang, pihaknya akan menggelar Farmer Field Day (FFD) di Poktan yang telah ditetapkan sebagai Labotarium Lapang,” kata dia.
Tanaman yang dikembangkan melalui program Genta Organik, yakni: padi, jagung dan kedelai. Di Lampung Utara, tanaman yang dikembangkan adalah padi. Dari penuturan petani, aplikasi penggunaan pupuk organik, berdampak pada tanaman yang diusahakan, seperti : tanaman lebih tahan panas, tahan serangan hama dan biaya produksinya lebih murah.
“Melalui forum FFD di labotarium lapang, pihaknya akan bertukar informasi mulai dari
Petani, Peneliti dan Penyuluh mengenai bahan organik yang digunakan, manfaat serta keunggulannya. Di sini, mereka juga akan menilai produktifitas hasil panen tanaman yang telah diusahakan” kata dia menambahkan.
Hasilnya, akan menjadi rujukan petugas penyuluh dalam melakukan pembinaan dilapangan kepada petani, sekaligus evaluasi apakah dengan penggunaan pupuk organik dan pengurangan pupuk non organik apakah ada peningkatan produksi. YUD