LAMPUNG UTARA (berita-indonesia. com) : Dampak La Nina bisa berakibat produksi pertanian menjadi terganggu dan itu, dapat menurunkan produktivitas hingga berpotensi mengalami gagal panen
“Sudah jauh hari pihaknya melalui penyuluh pertanian di lapangan menyampaikan ke petani, dampak La Nina atau cuaca ekstrem akibat naiknya suhu laut yang berpengaruh pada perubahan iklim yang tidak menentu. Dan, kemungkinan yang bakal terjadi pada hasil panen komoditas tanaman pangan yang diusahakan mereka,” ujar Kepala Dinas (Kadis) Tanaman Pangan dan Holtikultura, Kabupaten Lampung Utara, Tomy Suciadi, di ruang kerjanya, beberapa hari lalu.
Di lapangan, untuk musim tanam (MT) rendeng ini. Kegiatan penanaman di persawahan yang menggunakan air bersumber dari jaringan irigasi tersier mulai dilakukan petani di Lampung Utara pada Mei-Juni dan diperkirakan, panen terjadi antara awal Agustus s/d akhir Agustus 2023.
“Dari rilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Memperingatkan ancaman terjadinya fenomena La Nina Triple Dip di Indonesia puncaknya diperkirakan pada Agustus 2023 dan diperkirakan Lampura sudah masuk masa panen untuk komoditas tanaman pangan, seperti padi maupun palawija” kata dia.
Menyoal himbauan bagi petani yang berencana menanam pada Juli 2023 mendatang atau masuk pada MT gadu, pihaknya menghimbau petani menggunakan bibit yang lebih tahan pada kekeringan.
“Di puncak La Nina, petani diharapkan dapat lebih efisien memanfaatkan sumber air yang tersedia, baik di saluran irigasi maupun di. embung desa yang ada di wilayah” kata dia. YUD