BANDAR LAMPUNG – Mantan Kabid Pengadaan, Mutasi, dan Pemberhentian Pegawai Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Lampung, Deny Rolind Zabara, membantah sekaligus mengklarifikasi tuduhan penganiyaan kepada para juniornya. Khususnya Achmad Farhan yang mengaku menjadi korban aksi pemukulan dan melaporkannya kepada pihak yang berwajib.
Melalui kuasa hukum Deny, Ivin Aidyan Firnandez SH., MH dari Kantor Advokat dan Konsultan Hukum Ivin Aidyan Firnandez & Partners membenarkan, bahwa terjadi pertemuan antara kliennya (Deny) dengan para juniornya alumni praja IPDN di ruangan Kabid 1 BKD Lampung. Namun pertemuan ini hanya sebatas silaturahmi antara para senior dan junior yang pernah satu almamater.
“Benar terjadi pertemuan di ruang Kabid I, ruangan milik Deny. Pertemuan yang digelar pada 8 Agustus lalu, sekira pukul 16:30 – 20:30 WIB, dengan sepuluh orang juniornya angkatan 30. Pada saat mau masuk waktu sholat maghrib mereka sudah di suruh pulang. Tapi cuma dua yang pulang, sisanya delapan orang lebih memilih tinggal,” terang Ivin dihadapan awak media, Kamis (24/8) siang.
Dia mengatakan, pasca sholat maghrib atau sekitar pukul 19:00 WIB junior yang tersisa diminta untuk push up dan shit up. Singkat cerita, acara silaturahmi yang diselingi dengan aktivitas push up ndan shit up pun selesai dan semua juniornya tadi pulang pada pukul 20:30 WIB tanpa adanya isu penganiyaan dan pemukulan. Apalagi, sampai membuat salah satunya pingsan.
“isu adanya penganiyaan berat itu bisa dibuktikan, karena pasca pertemuan itu korban dengan masih menggunakan pakaian Dinas Lapangan (PDL) melakukan aktivitas biasa di salah satu tempat makan hingga larut malam. Di sini, kami bisa menunjukkan kegiatan pelapor sekitar pukul 21:09 WIB yang tertangkap kamera memesan makanan dalam keadaan sehat. Tepatnya di MC Donand Central Plaza Lampung,” ungkapnya.
Ivin menambahkan, korban diketahui ke rumah sakit tengah malam setelah dari aktivitas makan di luar tadi. Di mana, pelapor datang ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdoel Moeloek sekitar pukul 23:00 WIB.
“Jadi aktivitas apa saja yang dilakukan dari dia makan di MC Donald sampai akhirnya ke Rumah Sakit, kita tidak tahu. Apakah ada penganiyaan malam itu di tempat lain kita tidak tahu, yang pasti gambar video bisa membuktikan pasca silaturahmi itu dalam keadaan sehat,” ujarnya.
Selain memberi klarifikasi, Deny melalui kuasa hukumnya Ivin meminta maaf pasca terjadinya kegaduhan terkait peristiwa dugaan penganiayaan terhadap alumni Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). “Klien saya menyampaikan permohonan maaf terkait adanya kegaduhan yang terjadi,” kata Ivin
Meski begitu, Ivin menyatakan, kegaduhan yang terjadi saat ini tidak berkaitan dengan almamater Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). “Dia menyampaikan kegaduhan ini tidak ada sangkut pautnya dengan almamater senior dan junior IPDN. Ini hanya kegiatan senior dan junior di luar instansi pemerintahan,” ujarnya.
Dia juga menjelaskan kegiatan pertemuan antara kliennya dengan alumni IPDN di BKD Lampung hanya silahturahmi. “Jadi hanya silahturahmi, tidak ada kaitannya dengan tugas dan pekerjaan dan tidak ada kaitannya dengan almamater. Karena dia sangat mencintai dan menghormati almamaternya,” ungkapnya.(red)