Raja Jawa ini kalau kita main-main, celaka kita. Saya mau kasih tahu saja, jangan coba-coba main-main barang ini. Waduh ini ngeri-ngeri sedap, saya kasih tahu,” ujar Bahlil pada Munas ke-11 Golkar di JCC, Senayan, Jakarta,
Hal tersebut yang menjadi sorotan Majalah berita asal Inggris, The Economist menyoroti sosok Raja Jawa dengan menyebutnya sebagai penyebab keadaan darurat demokrasi di Indonesia. Panggilan Raja Jawa belakangan populer setelah disingung oleh Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia dalam pidato perdananya sebagai pimpinan baru partai berlambang pohon beringin itu. “Raja Jawa ini kalau kita main-main, celaka kita. Saya mau kasih tahu saja, jangan coba-coba main-main barang ini. Waduh ini ngeri-ngeri sedap, saya kasih tahu,” ujar Bahlil pada Munas ke-11 Golkar di JCC, Senayan, Jakarta, dikutip dari Kompas.com (21/8/2024). Saat ditanya soal siapa Raja Jawa, Bahlil enggan mengungkapkannya. Namun, santer beredar bahwa panggilan itu merujuk kepada orang nomor satu di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Raja Jawa disebut menjadi pemicu kemarahan rakyat The Economist dalam artikelnya soal Raja Jawa di beri judul “The King of Java inflames an Indonesian “democratic emergency” pada Kamis (29/8/2024). Menurut media ini, berbagai upaya telah dilakukan oleh Presiden Jokowi untuk mempertahankan kekuasaannya, membuat marah rakyat Indonesia.
Tindakan Jokowi melakukan pengambilalihan partai , Golkar, pada 21 Agustus, ketika orang kepercayaannya, Bahlil Lahadalia terpilih menjadi pemimpin baru partai,” tulis The Economist. Setelah itu, disinggung juga soal pidato fenomenal Bahlil yang disebut merupakan peringatan bagi para lawannya untuk tidak bermain-main dengan Raja Jawa.
Upaya pengukuhan kekuasaan ini semakin terlihat, saat di waktu yang sama DPR RI berupaya menganulir putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dengan menyusun revisi Undang-Undang (UU) Pilkada secara tergesa-gesa.
Jika UU Pilkada disahkan oleh DPR RI , Anies Baswedan sebagai Politikus yang berseberangan tidak bisa mencalonkan diri sebagai bakal calon gubernur (cagub) yang mana ambang batas Threshold yang di turunkan dari 20% menjadi 7,5% oleh MK di ubah kembali melalui mekanisme revisi UU Pilkada Selain ambang batas Threshold syarat usia minimum calon pun berubah dari usia 30 menjadi 29 tahun. Hal itu dinilai akan menguntungkan Kaesang Pangarep untuk maju berkontestasi di Pilkada 2024. Rakyat yang geram pun akhirnya melakukan demonstrasi dan meramaikan lini masa media sosial dengan gambar
garuda biru yang menyatakan “keadaan darurat demokrasi”. Tak hanya itu, media Inggris ini juga menyinggung soal istri Kaesang, Erina Gudono yang menjadi bulan-bulanan setelah memperlihatkan dirinya sedang melakukan perjalanan ke Amerika Serikat menggunakan jet pribadi di tengah kondisi negara sedang genting. The Economist juga mengulas perjalanan karier Jokowi sejak awal menjabat sebagai Presiden Indonesia pada 2014.
Kala itu, media ini menyebut, Jokowi berbeda dengan para presiden sebelumnya yang sebagian besar memiliki dinasti politik atau berlatar belakang militer. “Jokowi tampak berbeda. Ia adalah seorang pengusaha kecil. Anak-anaknya, katanya, tidak memiliki ambisi politik,” bunyi keterangan dalam artikel.
Namun, semua itu berubah ketika bayang-bayang pemakzulan yang direncanakan oleh beberapa partai politik datang menghantui. Hal itu karena Presiden Jokowi sempat menolak memberikan kursi kabinet sebagai “imbalan” setelah menang dari Prabowo Subianto di Pemilu 2014.
Setelah terpilih kedua kalinya pada 2019 sebagai Kepala Negara, ia membuat kejutan dengan menunjuk lawannya, Prabowo sebagai Menteri Pertahanan, bahkan memberikan kursi kabinet kepada Partai Gerindra, sehingga kubu koalisi semakin gemuk menjadi delapan partai.
The Economist juga menyebut, selama pandemi sempat muncul gagasan untuk memperpanjang jabatannya melalui deklarasi darurat atau mengubah konstitusi untuk memungkinkannya mencalonkan diri kembali.
Tetapi para pemimpin partai politik menolak ide tersebut dan ia pun mengubah haluan dengan mendukung Prabowo, yang memilih putra pertamanya, Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden pada Pemilu tahun ini,” tulis majalah asal Inggris ini.